Kamis, 11 Februari 2016

GAWAT...!! CEGAH VIRUS ZIKA, IBU HAMIL DITAWARI OBAT ABORSI CUMA-CUMA..??



Selatpanjang - Di negara-negara yang terdampak virus Zika seperti Brazil, jumlah bayi yang terlahir dengan kepala menyusut atau mikrosefali bisa mencapai ribuan. Bahkan dari data terbaru, lebih dari 4.000 bayi di Brazil terlahir dengan kondisi mikrosefali.

Untuk mencegah pertambahan angka ini, pemerintah sejumlah negara meminta penduduknya untuk menunda kehamilan. Semisal yang dilakukan pemerintah Kolombia dan El Salvador yang melarang warganya hamil dalam kurun 8 bulan hingga dua tahun mendatang.

Namun kebijakan itu nyatanya tidak efektif. Sebuah lembaga internasional bernama Women on Web pun menawarkan ide ekstrem untuk mengatasi fenomena ini. Mereka menawarkan bantuan berupa paket pengobatan aborsi kepada para wanita yang terserang infeksi virus Zika. Dengan begitu bayi-bayi mereka tidak akan lahir dalam keadaan cacat yaitu mengalami mikrosefali.

Wanita yang tertarik dengan tawaran lembaga ini hanya tinggal mengunjungi situs resmi mereka lalu melakukan konsultasi dengan dokter-dokter dari Women on Web secara online. Jika memang sesuai dengan persyaratan, maka obat aborsinya akan langsung dikirim ke rumah secara cuma-cuma.

Ketentuannya hanyalah si wanita berkenan untuk melakukannya, dan usia kehamilannya masih dalam tahapan dini atau kurang dari 9 minggu. Demikian seperti dilaporkan Daily Mail.

Hanya saja negara-negara yang terdampak viruz Zika memberikan tanggapan negatif terhadap 'bantuan' ini. Sebagai negara yang tidak melegalkan aborsi, Brazil melarang paket 'bantuan' itu masuk ke negara mereka.

Sementara itu, pemerintah El Salvador, Republik Dominika, dan Nikaragua mengancam akan mengurung penduduknya yang menerima 'bantuan' itu di penjara. Bahkan ketiga negara ini telah lama diketahui bisa mengganjar hukuman penjara selama 10 tahun lebih bagi wanita yang mengalami keguguran di trimester terakhir kehamilannya.

Di mata internasional, hal ini sangat disayangkan. Meski keterkaitan antara virus Zika dengan mikrosefali belum dipastikan, namun WHO sudah menyatakan fenomena ini sebagai krisis global, dan untuk mengantisipasinya, tindakan aborsi seharusnya bisa dijadikan pilihan.

Namun seperti yang diungkapkan The Henry J Kaiser Foundation, di antara sekian banyak negara yang mengilegalkan aborsi, lima di antaranya tidak memiliki ketersediaan alat kontrasepsi yang memadai, sehingga sulit bagi mereka untuk mengendalikan kehamilan di tengah wabah virus Zika yang mungkin bisa membahayakan calon janinnya.

Di sisi lain, Alejandra Colom dari Population Council, Guatemala mengatakan banyak wanita di Amerika Selatan yang tidak punya kewenangan untuk memutuskan apakah dirinya boleh aborsi atau tidak, meskipun hal itu sebenarnya merupakan hak mereka.


sumber:detiknews.com

0 komentar:

Posting Komentar

Blog ini hanya sebagai sarana berbagi informasi.
Mohon komentari dengan kritik dan saran yang sopan dan bijak.
Terima Kasih