KOMPAS.com - Fogging atau pengkabutan menjadi salah satu metode yang sering digunakan dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Pada metode ini, suatu lokasi disemprot dengan insektisida menggunakan mesin.
Fogging dalam dosis tertentu ini bertujuan memberantas nyamuk dewasa, atau yang sudah bisa terbang berpindah. Namun, metode fogging saat ini dipertanyakan efektivitasnya. Hal ini dikarenakan kasus demam berdarah yang cenderung meningkat.
Menurut peneliti dari Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Dr. Budi Haryanto, fogging menjadi tidak efektif dalam memberantas nyamuk karena penggunannya yang keliru dan tidak tepat.
Untuk mencegah kenaikan kasus dan jumlah korban DBD yang semakin meningkat, Budi berbagi tips agar upaya fogging menjadi efektif. Agar hasil fogging maksimal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Minimal beradius 100 meter
Pelaksaan fogging sebaiknya tidak dilakukan per kasus, seperti yang kerap dilakukan saat ini. Fogging juga sebaiknya dilakukan dalam jarak 100 meter di sekeliling tempat tinggal penderita DBD. Hal ini dikarenakan, 100 meter adalah jarak optimal bagi nyamuk DBD untuk berpindah tempat. Rumah dalam radius 100 meter berpeluang besar terkena virus DBD. Radius 100 meter adalah ketentuan bila hanya terdapat satu korban. Jika korban lebih dari 3 makan radius bertambah lebih dari 100 meter.
“Jadi jangan lagi fogging per wilayah RT, terlalu kecil. Lebih baik per RW dan bisa dibentuk kelompok RW siaga,” kata Budi.
- Perhatikan dosis
“Ini menjadi poin penting. Sering insektisida dan solar tidak berimbang,” kata Budi.
Penyemprotan harus memperhatikan dosis yang tercatat dalam standar operasional. Bila insektisida terlalu sedikit, maka penyemprotan tidak memberikan hasil maksimal dan hanya meninggalkan bau minyak tanah yang mengganggu kenyamanan. Dosis yang tepat juga dikhawatirkan membuat nyamuk resisten insektisida.
- Awasi arah angin
Arah angin seringkali luput dari perhatian. Padahal angin yang akan menyebarkan semprotan insktisida ke seluruh wilayah, dalam radius tertentu. Angin juga yang membawa nyamuk terbang berpindah menghindari pestisida. “Penelitian saya di Depok menyatakan, penyemprotan yang membaca arah angin terbukti lebih efektif,” kata Budi.
Fogging menyebabkan droplet insektisida dan mematikan bagi nyamuk dewasa yang kontak langsung. Saat dikeluarkan dari mesin penyemprot, kabut insektisida akan langsung menyebar sesuai arah angin. Oleh karena itu, sebaiknya penyemprotan dilakukan sesuai arah angin. Penyemprotan yang melawan arah angin akan mengenai tubuh penyemprot bukan nyamuk yang menjadi sasaran. Akibatnya insektisida akan menjadi toksik bagi penyemprot.
Selasa, 26 Januari 2016
Penulis | : Rosmha Widiyani |
Editor | : Asep Candra |
0 komentar:
Posting Komentar
Blog ini hanya sebagai sarana berbagi informasi.
Mohon komentari dengan kritik dan saran yang sopan dan bijak.
Terima Kasih