Apa itu Wolbachia?
Wolbachia adalah salah satu genus bakteri yang hidup
sebagai parasit pada hewan artropoda, berasal dari kelas Alphaproteobacteria.
Infeksi Wolbachia pada hewan akan menyebabkan
partenogenesis (perkembangan sel telur yang tidak dibuahi), kematian pada hewan
jantan, dan bahkan feminisasi (perubahan serangga jantan menjadi betina).
Bakteri ini tergolong ke dalam gram negatif, berbentuk batang, dan sulit ditumbuhkan
di luar tubuh inangnya.
Bakteri tersebut banyak terdapat di dalam jaringan dan organ
reproduksi hewan serta pada jaringan somatik. Inang yang terinfeksi dapat
mengalami inkompatibilitas (ketidakserasian) sitoplasma, yaitu suatu fenomena
penyebaran faktor sitoplasma yang umumnya dilakukan dengan membunuh progeni
(keturunan) yang tidak membawa/mewarisi faktor tersebut.
Wolbachia sebenarnya telah ada 100 juta tahun yang
lalu dan keberadaanya menjadi salah satu parasit paling sukses di dunia
yaitu kemampuan berevolusi untuk memanipulasi kehidupan seksual host (spesies
yang terinfeksi). Wolbachia lebih menyukai betina daripada jantan
karena mereka datang dalam telur matang, tapi tidak dalam sperma matang.
Akibatnya, hanya betina yang menularkan infeksi pada keturunan mereka. Wolbachia telah membuatnya menjadi kandidat yang
menjanjikan bagi rekayasa genetika dalam mencari cara yang lebih efektif untuk
memerangi penyakit yang disebarkan oleh serangga.
Penelitian tentang bakteri Wolbachia
Berbagai penelitian telah
menunjukkan hasil yang positif dengan adanya infeksi bakteri Wolbachia. Salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan sekelompok peneliti dari Universitas
Queensland di Brisbane Australia yang didanai miliarder Bill Gates. Mereka
menginfeksikan bakteri Wolbachia, untuk
menghentikan persebaran nyamuk. Bakteri Wolbachia menyebar dengan baik melalui uji
laboratorium pada nyamuk-nyamuk yang berkembang biak. Mereka menginfeksi ke
dalam 1000 embrio nyamuk. Bakteri itu terbukti mampu menyebar dari nyamuk
betina yang terinfeksi kepada keturunannya. Hal ini bisa memperpendek masa
hidup nyamuk itu dan juga embrionya.
Kemudian penelitian tentang bakteri Wolbachia juga dilakukan oleh ilmuwan dari
Michigan State University yang menemukan cara menghentikan duplikasi nyamuk DB
dengan menggunakan bakteri Wolbachia.
Sekitar 28 persen spesies nyamuk memiliki bakteri Wolbachia. Tapi
bakteri itu tidak ada dalam nyamuk Aedes aegypti.
Bakteri Wolbachiamemiliki
kemampuan untuk menghentikan replika atau duplikasi virus dengue di dalam
nyamuk. Jika tidak ada virus dengue dalam nyamuk, maka virus tersebut tidak
dapat menyebar ke orang-orang sehingga proses penularannya dapat dihambat.
Penelitian dilakukan dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk Aedes aegypti dengan cara menyuntikkan embrio dari
parasit tersebut. Dan alhasil didapatkan bakteri ini berhasil dipertahankan di
dalam tubuh nyamuk di dalam laboratorium selama hampir empat tahun, karena berhasil
diturunkan dari ibu ke anaknya. Ketika nyamuk jantan yang terinfeksi Wolbachia berpasangan dengan nyamuk betina yang
tidak terinfeksi, maka bakteri menyebabkan ketidaknormalan reproduksi yang
memicu kematian embrio dini.
Bakteri Wolbachia tidak mempengaruhi perkembangan embrio
apabila nyamuk betina memiliki Wolbachia yang sama dengan nyamuk jantan,
sehingga bakteri dapat menyebar dengan cepat dan menginfeksi semua populasi
nyamuk. Selain itu bakteri ini juga tidak dapat menular dari nyamuk ke manusia.
Keuntungan dari strain yang digunakan penelitian ini adalah
semakin lama nyamuk tersebut hidup, maka semakin besar kemungkinan infeksi
bakteri Wolbachia ke seluruh populasi nyamuk dalam
jangka waktu singkat.
Satu lagi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Monash
University, yang mencoba menyuntikkan bakteri Wolbachia ke dalam lebih dari 2.500 embrio Aedes aegypti yang dapat menyebarkan penyakit demam
berdarah. Setelah mereka menetas, mereka diberi makanan darah yang sudah
dicampur dengan virus dengue. Ternyata bakteri Wolbachia tidak menyebar ke lingkungan, akan
tetapi diteruskan dari ibu ke anak melalui telurnya.
Apabila pasangan nyamuk jantan yang terinfeksi dengan nyamuk
betina yang tidak terinfeksi, akan membuat semua telur yang dihasilkan mati.
Dan jika nyamuk betina terinfeksi Wolbachia, ketika
mereka kawin dengan nyamuk jantan yang terinfeksi, telur yang menetas biasanya
telah terinfeksi bakteri Wolbachia di dalamnya, sehingga bakteriWolbachia akan ada dalam setiap generasi.
Dari penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa bakteri Wolbachia dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh nyamuk dan melindungi dari virus seperti virus DBD. Dan bakteri Wolbachia bersaing dengan darah untuk makanan di
dalam tubuh nyamuk, sehingga virus dengue sulit untuk mereplikasi dan
berkembang di dalam tubuh nyamuk.
Penelitian-penelitian tersebut menawarkan harapan agar penyakit
DBD yang ditularkan oleh nyamuk vektor Aedes aegypti dapat dihentikan, meskipun di bawah
kondisi laboratorium bahwa hal itu kemungkinan bisa diterapkan di lapangan.
Semoga, penelitian ini akan berhasil memutus jalur persebaran demam berdarah di
kemudian hari. Kita tunggu saja bagaimana tingkat keberhasilannya.
Dari Berbagai Sumber
0 komentar:
Posting Komentar
Blog ini hanya sebagai sarana berbagi informasi.
Mohon komentari dengan kritik dan saran yang sopan dan bijak.
Terima Kasih